Dari Manakah Tulisan Berasal?

284adc29edc7fde1a76edda8df21b4c5

Penggunaan tulisan dimulai pada abad ke-30 SM oleh bangsa Mesir. Mereka menggunakan tulisan yang disebut Hieroglif. Hieroglif berasal dari dua kata Bahasa Yunani, yaitu hierós (suci) dan glýphō (ukiran).

Sejarah penggunaan Hieroglif dimulai pada saat orang Mesir menggunakan bentuk gambar tulisan yang kasar. Hieroglif adalah gambar yang masing-masing mewakili objek alamiah. Matahari digambarkan sebagai piringan, bulan digambarkan dengan bulan sabit, air digambarkan oleh garis gelombang, orang dengan bentuk orang, dan lain sebagainya. Akan tetapi, tulisan gambar ini tidak dapat mewakili kata-kata atau benda-benda yang tidak dapat dilihat mata seperti pikiran, cahaya, dan hari. Sehingga hieroglif pun lebih dianggap sebagai simbol ide daripada sebuah gambar objek. Piringan dapat juga berarti ‘hari’, bukan hanya berarti matahari. Ide-ide ini disebut dengan ‘ideogram’.

Perkembangan hieroglif selanjutnya adalah menggunakan gambar, lebih untuk mewakili bunyi daripada untuk mewakili objek sesungguhnya. Misalnya, sebuah gambar lebah dapat bukan berarti serangga, melainkan merujuk pada kata ‘lebah’. Hieroglif seperti itu, yang digunakan sebagai bunyi, dikenal dengan nama ‘fonogram’.

Dahulu, orang Mesir dapat menulis kata apa saja yang mereka kenal, baik kata itu berarti sesuatu yang dapat mereka gambarkan atau tidak. Dari fonogram tersebut mereka mengembangkan satu seri tanda, masing-masing mewakili satu huruf. Dalam penulisan, orang Mesir hanya menggunakan huruf konsonan saja. Misalnya, kata ‘minum’ hanya akan ditulis ‘mnm’ (tentunya dengan menggunakan tulisan Mesir). Orang Mesir juga terus menggunakan simbol-simbol lama dalam tulisan mereka seperti ideogram, fonogram, dan picturegram (tulisan gambar) semuanya digabungkan.

Selama beberapa abad, tulisan itu menjadi teka- teki. Huruf hieroglif yang menjadi kunci dari peradaban Mesir kuno pernah mengalami masa kegelapan karena tidak seorang pun yang bisa membaca tulisan tersebut. Penyebabnya adalah huruf hieroglif hanya dikuasai oleh pendeta senior saja, tanpa adanya regenerasi (pembaruan). Sehingga, matinya para senior tersebut menyebabkan matinya pula huruf hieroglif selama berabad- abad.

Leave a comment